Gerakan
mahasiswa kini sudah saatnya kembali kepada tradisi-tradisi yang berwawasan
ideologi dan religi. Mereka harus memulai berperan nyata di masyarakat, tidak
hanya menonjolkan sisi intelektualitas, tetapi juga religiusitas.
“Mahasiswa
dan kaum muda nahdliyin harus berperan nyata dimasyarakat. Gemasaba terutama,
harus menghidupkan kembali tradisi-tradisi kaum nahdliyin seperti mengajari
baca Alquran, bahasa arab, fikih, tauhid dan lain-lain, sehingga ruang itu
tidak diambil kelompok-kelompok Islam yang terlalu kanan seperti wahabi,
sehingga perkembangan wahabisme di indonesia bisa ditahan,” kata Wakil
Sekretaris Jenderal PBNU Imdadun Rahmat dalam siaran pers yang diterima
Tribunnews.com, Minggu(8/7/2012) malam.
Hal
serupa juga dilontarkan Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) yang merasa
miris melihat semakin lunturnya nilai-nilai ideologi mahasiswa Indonesia.
Ketua
Umum DPN Gemasaba, Ghozali Munir menjelaskan, mahasiswa saat ini harus memiliki
tanggung jawab untuk memberikan dakwah.
"Gemasaba
sebagai kader muda NU dan PKB merasa miris melihat gerakan mahasiswa mulai
kehilangan idelogi, apalagi kita sebagai kader muda NU, kita merasa
bertanggungjawab dan perlu menyebarkan tradisi gerakan mahasiswa yang
berwawasan dakwah," kata Gozali.
Ghozali
menambahkan sebagai kader muda NU dan PKB, Gemasaba tidak boleh kalah dengan
ideologi gerakan mahasiswa islam yang lainnya. Menurutnya, Gemasaba sudah
memiliki ideologi gerakan yang jelas yaitu Aswaja, untuk itu Gemasaba siap
mengawal tradisi gerakan mahasiswa yang berbasis dakwah.
"Kita
tidak boleh kalah dengan yang lainnya, ideologi kita sudah jelas dan kita akan
membumikan ideologi ini keseluruh mahasiswa," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar